Aslmkm




More Islamic Greetings Comments

Followers

Monday 9 April 2012

Menyuburkan Semangat Menuntut Ilmu di Kalangan Muslimah

Sesungguhnya, dalam menjalani berbagai tanggunggjawab, peranan wanita dapat disimpulkan menjadi tiga peranan penting yang utama iaitu sebagai seorang muslimah, sebagai isteri, dan sebagai ibu. Pada setiap peranan itu, diperlukan pula ilmu yang dapat menjaganya dari berbagai bentuk penyimpangan. Berikut saya perjelaskan tiga hal tersebut:

1. Sebagai Seorang Yang Berperibadi Muslimah

Seorang muslimah akan selalu terikat dengan berbagai aturan agama yang menyangkut dirinya sebagai seorang yang beragama Islam seperti kewajiban untuk merealisasikan rukun iman dan rukun Islam serta aturan lain yang merupakan konsekuensi dari kedua hal tersebut, ataupun kewajiban yang terkait dengan kedudukannya sebagai seorang wanita seperti larangan dan kewajiban pada masa haid, kewajiban menutup aurat, kewajiban menjaga maruah dan sebagainya. Seluruh hal tersebut memerlukan ilmu sehingga kewajiban menuntut ilmu juga dibebankan kepada kaum wanita sebagaimana dalam sabda Rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:

طلب العلم فريضة على كل مسلمٍ

Terjemahan: "Menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi seorang muslim." (HR Ibnu Adi dan al-Baihaqi)

Al-Hafizh al-Sahawi rahimahullah berkata, "Sebagian penulis menambahkan kata-kata muslimatin pada akhir hadith. Kata-kata ini tidak pernah disebutkan satu kali pun dalam berbagai sanad hadith tersebut, sekalipun secara makna memang BENAR."


Bertolak dari hal ini Ibnu Hazm rahimahullah berkata, "Menjadi kewajiban bagi wanita untuk pergi dalam rangka mendalami ilmu agama sebagaimana hal ini menjadi kewajiban bagi kaum lelaki. Setiap wanita diwajibkan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan agama berkenaan dengan permasalahan bersuci, solat, puasa, makanan dan minuman, serta pakaian yang dihalalkan dan yang diharamkan sebagaimana kaum lelaki, tanpa ada perbezaan sedikitpun di antara keduanya. Mereka juga harus mempelajari berbagai tutur kata dan sikap yang benar baik dengan belajar sendiri mahupun dengan diperkenankan untuk bertemu seseorang yang dapat mengajarinya. Menjadi kewajiban para penguasa untuk mengharuskan rakyatnya agar menjalankan kewajiban ini".

(Rujuk: Al Ihkam fii Ushulil Ahkam 1/413 dalam Para Ulama Wanita Pengukir Sejarah, hlm. 7).

Al-Hafizh Ibnul Jauzi rahimahullah juga berkata, "Sering aku menganjurkan kepada manusia agar mereka menuntut ilmu syar'ie kerana ilmu laksana cahaya yang menyinari. Menurutku kaum wanita lebih dianjurkan dibanding kaum lelaki kerana jauhnya mereka dari ilmu agama dan hawa nafsu begitu mengakar dalam diri mereka. Kita lihat seorang putri yang tumbuh besar tidak mengerti cara bersuci dari haid, tidak bisa membaca Al Qur'an dengan baik dan tidak mengerti rukun-rukun Islam atau kewajiban sebagai isteri terhadap suami. Akhirnya mereka mengambil harta suami tanpa izinnya, menipu suami dengan anggapan boleh demi keharmonian rumah tangga serta musibah-musibah lainnya."

(Rujuk: Ahkamun Nisa’ hlm. 6 dalam Majalah Al Furqon edisi 11 tahun VII).

2. Sebagai Seorang Isteri

Seorang isteri memiliki kewajiban untuk mentaati suaminya dalam hal-hal yang bukan merupakan kemaksiatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Terjemahan: "Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Maka tidaklah seorang isteri dapat mengetahui apakah suatu urusan merupakan kemaksiatan atau bukan kecuali dengan ilmu syar'ie.


Selain itu, di akhir zaman ini, ketika keburukan banyak bertebaran di muka bumi yang membuat banyak orang hanyut dilumuri dosa, maka seorang isteri yang solehah harus membekali diri dengan ilmu syar'ie agar dapat menjaga keistiqomahan dirinya dan suaminya serta keluarganya. Dengan nasihat yang baik dan kelemahlembutan yang dimiliki seorang wanita, seorang suami akan mampu menemukan ketenangan dan kekuatan yang akan menjaga dirinya dan keluarganya dari perbuatan-perbuatan dosa seperti berbuat syirik dan bid’ah, berzina, mencari nafkah yang haram, mengambil riba, dan perkara-perkara maksiat lainnya. Kerana agama adalah nasihat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الـديـن النصيحةُ

Terjemahan: "Agama adalah nasihat"  (HR. Muslim)

Nasihat akan lebih mudah diterima oleh hati manusia jika diiringi dengan sikap lemah lembut. Allah Ta’ala berfirman dalam rangka memerintahkan kepada Nabi Musaalaihissalam dan saudaranya (Harun) ketika berdakwah kepada Fir’aun,

اذهبا إلى فرعون إِنه طغى فقولا له قولا لينا لعله يتذكر أو يخشى

Terjemahan: "Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (Thaahaa : 43-44)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam sebuah hadits yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

يا عائشة إن الرفق ما كان في شيء إلا زانه ولانزِع من شيء إلا شانهُ

Terjemahan: "Wahai ‘Aisyah, tidaklah kelembutan terdapat pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu melainkan akan memburukkannya."

3. Sebagai Seorang Ibu

Sebuah syair Arab mengungkapkan hal berikut,

الأم مدرسة إذا أعددتها أعددت شعبا طيب الأَعراقِ

"Seorang ibu tak ubahnya bagai sekolah. Bila kita mempersiapkan sekolah itu secara baik, bererti kita telah mempersiapkan suatu bangsa dengan generasi emas."

Beban pembentukan masyarakat yang Islami juga menjadi tanggung jawab wanita. Hal ini disebabkan jumlah wanita yang lebih banyak daripada lelaki dan seorang anak tumbuh dari bimbingan seorang wanita. Maka, tidak boleh tidak seorang wanita harus mempersiapkan dirinya dengan ilmu syar'ie khususnya mengenai pendidikan anak kerana pendidikan anak menjadi tugas utama yang dibebankan kepada kaum wanita.

Syaikh Muhammad ibn Soleh al-'Utsaimin rahimahullah berkata, "Hendaknya seorang wanita memperbaiki pendidikan anak-anaknya kerana anak-anaknya adalah generasi penerus di masa yang akan datang. Dan yang mereka contoh pertama kali adalah para ibu. Jika seorang ibu mempunyai akhlak, ibadah, dan pergaulan yang bagus, mereka akan tumbuh terdidik di tangan seorang ibu yang bagus. Anak-anaknya ini akan mempunyai pengaruh positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, wajib bagi para wanita yang mempunyai anak untuk memperhatikan anak-anaknya, bersungguh-sungguh dalam mendidik mereka, memohon pertolongan jika suatu saat tidak mampu memperbaiki anaknya baik dari bantuan bapa atau jika tidak ada bapanya dari bantuan saudara-saudaranya atau ayah saudaranya dan sebagainya."

(Rujuk: Daurul Mar’ah fi Ishlah Al Mujtama’ hlm. 25-26 dalam Majalah Al Furqonedisi 12 tahun VIII)


Seorang ibu yang cerdas dan solehah tentu akan melahirkan keturunan yang cerdas dan soleh pula, InsyaALLAH. Lihatlah hal itu dalam diri seorang shahabiyah yang mulia, Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha, ibunda Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang merupakan pembantu setia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain cerdas, ia juga penyabar dan pemberani. Ketiga sifat mulia inilah yang menurun kepada Anas dan mewarnai perangainya di kemudian hari. (Rujuk: Buku Ibunda Para Ulama, hlm.25)

Dengan kecerdasannya, ia 'hanya' meminta sebuah mahar yang ringan diucapkan namun terasa berat pelaksanaannya, iaitu keislaman Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu yang meminangnya saat itu. Dengan kesabarannya pula, ia mampu memendamkan kesedihannya kerana kematian putranya demi menenangkan suaminya.

Rasulullah pernah memuji wanita Ansar kerana kesungguhan mereka dalam mengambil tahu hal agama dan bertanyakan tentang kemusykilan-kemusykilan yang timbul di benak pemikiran mereka; Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, "Sebaik-baik wanita adalah wanita dari kaum Ansar. Rasa malu tidak menghalangi diri mereka untuk mendalami ilmu agama." (HR Muslim)

Demikian pentingnya peranan para wanita. Dalam setiap sudut kehidupannya, pasti memerlukan ilmu syar'ie. Dengan berkembangnya teknologi di zaman sekarang ini –misalnya internet, radio, rakaman kajian (kaset, CD, VCD, DVD), buku-buku Islam, dan majalah Islami - cukup memudahkan para muslimah untuk tetap dapat menuntut ilmu tanpa harus datang dan duduk langsung dalam sebuah majlis ilmu jika keadaan memang tidak memungkinkan.

Semoga dengan sedikit nukilan di atas, semangat para wanita untuk menuntut ilmu dapat tumbuh subur, sehingga dengan izin Allah Ta’ala kita dapat melihat kembali kejayaan umat Islam di atas manhaj salafussoleh. Anda aset terpenting pembentukan keluarga dan masyarakat Islami.

Sekian dahulu, Wallahu Ta’ala A'lam.

Credit by :https://www.facebook.com/azroy.islam

No comments: